Beranda | Artikel
Inspirasi Untukmu 3 Ibadah Ini Penting Sekali untuk Kamu Rutinkan - Syaikh Abdussalam asy-Syuwaiir
Rabu, 6 Juli 2022

Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam salat hingga kedua kakinya bengkak karena lamanya beliau berdiri shallallahu ‘alaihi wa sallam. Padahal beliau adalah orang yang paling sempurna di atas petunjuk, paling sempurna amalannya dan paling tinggi derajatnya di sisi Allah ‘azza wa jalla namun beliau tetap mendirikan salat malam shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan di sini terdapat masalah, karena sebagian ahli fikih mungkin lebih mengutamakan menyibukkan diri dengan ilmu daripada menyibukkan diri dengan ibadah.

Terdapat pernyataan dari Abu Nasr bin Shabbagh, salah seorang ulama terkenal dari mazhab Syafi’i, beliau berkata, “Aku menghidupkan malam dengan ilmu lebih aku sukai dari pada aku menghidupkannya untuk salat.”

Dan sebenarnya, perkataan beliau jika untuk keadaan tertentu maka benar, namun jika diterapkan dalam semua keadaan maka tidak tepat. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam rutin melaksanakan salat witir dan salat ini tidak pernah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tinggalkan, baik ketika mukim ataupun ketika sedang safar. Dan oleh sebab itu, seorang penuntut ilmu hanya akan mengutamakan ilmu di atas sebagian amalan-amalan sunah ketika waktu keduanya bertabrakan saja, dan hal ini tidak bertentangan satu sama lainnya, karena sayangnya, sebagian penuntut ilmu mungkin di malam hari mereka sibuk bukan dengan menuntut ilmu melainkan hanya sibuk dengan perkara-perkara lain seperti obrolan-obrolan duniawi dan lain sebagainya.

Dan di sini ada perkara yang sangat singkat yang ingin aku wasiatkan kepada para hadirin yang kebanyakannya adalah para pemuda agar membiasakan dirinya selagi masih muda usianya dan belum banyak urusannya untuk menyempatkan diri merutinkan membaca al-Qur’an, menjadikannya wirid dalam salat dan menjadikannya sebagai wirid, terutama di malam hari. Karena salat, khususnya salat malam, sangat penting bagi penuntut ilmu karena salat malam -subhanallahil ‘adzim- merupakan salah satu sebab paling besar untuk teguh dalam beragama.

Salat malam adalah sebab yang sangat besar agar bisa teguh di atas agama dan juga perkara yang paling agung agar seseorang bisa merasa tenang kepada Tuhannya jalla wa ‘ala.Dan kalian sudah mengetahui beberapa perkataan dari sebagian ulama salaf, mereka yang berkata, “Sesungguhnya di dunia terdapat sebuah surga, siapa yang belum memasukinya, tidak akan memasuki surga akhirat.” Kenikmatan terbesar di dunia ada dua yaitu salat dan ilmu, sedangkan ilmu yang paling agung adalah al-Qur’an.

Inilah kelezatan yang paling nikmat dalam ibadah bahkan ia merupakan kelezatan dunia yang paling lezat. Maka barang siapa dikaruniai dua kenikmatan tersebut sungguh dia adalah orang yang berbahagia. Oleh sebab itu kami nasehatkan kepada para penuntut ilmu, terutama selagi masih muda, biasakan diri Anda guna meluangkan waktu untuk wirid. Aku tidak katakan, “Maksimalkan!” Dan aku tidak berkata, “Berletih-letihlah!” Sungguh Abdullah bin Mubarak -semoga Allah merahmati beliau- pernah berkata, “Aku bersungguh-sungguh melaksanakan salat malam selama dua puluh tahun dan kemudian jiwaku merasa nyaman selama dua puluh tahun.”

Sehingga maksud dari membiasakan meluangkan waktu ini adalah agar seseorang bisa melatih dirinya tahap demi tahap sampai dia meraih apa yang dia harapkan. Yang demikian itu dengan cara meluangkan waktu dan menentukan jumlah rakaatnya, ini dalam salat malam. Salat di pagi haripun demikian, luangkanlah waktu Anda untuk itu, dan kalian tahu, dan telah aku singgung tadi tentang masalah salat duha.

Terkait salat duha, terdapat dua riwayat dalam mazhab, dan pendapat yang terkenal dalam mazhab adalah sunah hukumnya secara mutlak, namun dianjurkan untuk dilakukan pada sebagian besar waktu, yakni terkadang dilakukan dan terkadang ditinggalkan. Karena ‘Aisyah -semoga Allah meridhainya- menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak secara rutin melakukannya dan peniadaan dari ‘Aisyah -semoga Allah meridhainya- ini paling minimal dibawa pada makna ditinggalkan sesekali waktu. Dan pendapat kedua dan merupakan pendapat yang dipilih syeikh Taqiyuddin dan pendapat ini didasarkan pada sebuah riwayat dari Imam Ahmad dalam Musnad beliau; bahwa salat duha disunahkan bagi orang yang melewatkan salat malam, yaitu salat witir, ada riwayat yang menunjukkan demikian dalam kitab Musnad dalam beberapa redaksi hadis, yang menunjukkan bahwa salat duha adalah untuk mengganti salat witir.

Oleh sebab itu, apabila suatu hari Anda melewatkan salat witir atau memang kebiasaan Anda tidak salat witir, maka jangan tinggalkan salat duha. Anda harus melaksanakan salah satu dari dua salat ini, adapun menyia-nyiakan keduanya maka tidak diragukan lagi ini adalah keburukan yang besar, tidak diragukan lagi ini adalah keburukan yang besar. Dan diantara taufik dari Allah ‘azza wa jalla yang paling agung untuk hambanya adalah seorang hamba memiliki ibadah tersembunyi di rumahnya, sebelum waktu tidurnya dan lain sebagainya dan pembahasan masalah ini panjang. Baiklah…

======================================================================================================

 

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ مِنْ طُوْلِ قِيَامِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاَةُ وَالسَّلَامُ

وَقَدْ كَانَ أَكْمَلَ النَّاسِ هَدْيًا وَأَتَمَّهُمْ عَمَلًا وَأَعْلَاهُمْ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمَعَ ذَلِكَ كَانَ يَقُومُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَهُنَا مَسْأَلَةٌ أَنَّ بَعْضًا مِنَ الْفُقَهَاءِ رُبَّمَا فَضَّلَ انْشِغَالَهَ بِالْعِلْمِ عَلَى انْشِغَالِهِ بِالْعِبَادَةِ

فَقَدْ جَاءَ عَنْ أَبِي نَصْرِ ابْنِ الصَّبَّاغِ أَحَدِ فُقَهَاءِ الشَّافِعِيَّةِ مَشْهُوْرِينَ أَنَّهُ قَالَ لَأَنْ أُحْيِيَ لَيْلَةً فِي الْعِلْمِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُحْيِيَهَا صَلَاَةً

وَالْحَقِيقَةُ أَنَّ كَلَاَمَهُ إِذَا كَانَ عَلَى سَبِيلِ الْاِسْتِثْنَاءِ فَالصَّوَابُ وَأَمَّا عَلَى سَبِيلِ الْإِطْلَاقِ فَلَا

لِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ كَانَ يُوَاظِبُ عَلَى صَلَاةِ الْوِتْرِ وَ هَذِهِ صَلَاةُ الْوِتْرِ مَا تَرَكَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَضَرًا وَلَا سَفَرًا

وَلِذَا فَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ إِنَّمَا يُفَاضِلُ بَيْنَهَا وَبَيْنَ بَعْضِ النَّوَافِلِ عِنْدَ التَّعَارُضِ وَلَا يُوجَدُ التَّعَارُضُ

وَالْأَسَفُ أَنَّ بَعْضَ مِنْ طَلَبَةِ الْعِلْمِ رُبَّمَا يَنْشَغِلُ فِي اللَّيْلِ لَا بِطَلَبِ الْعِلْمِ وَإِنَّمَا رُبَّمَا اِنْشَغَلَ بِأَشْيَاءَ أُخَرَ مِنْ حَدِيْثِ الدُّنْيَا وَغَيْرِهِ

وَهُنَا مَسْأَلَةٌ قَصِيرَةٌ جِدًّا أُوْصِيْ الْحَاضِرِيْنِ وَأَغْلَبَهُمْ مِنَ الشَّبَابِ أَنْ يُعَوِّدَ نَفْسَهُ فِي صِغَرِ سِنِّهِ وَحَدَثَةِ أَمْرِهِ

عَلَى أَنْ يَجْعَلَ لَهُ وِرْدًا مِنَ الْقُرْآنِ وَأَنْ يَجْعَلَ لَهُ وِرْدًا مِنَ الصَّلَاَةِ وَلِيَكُوْنَ ذَلِكَ الْوِرْدُ فِي اللَّيْلِ خَاصَّةً

فَإِنَّ صَلَاَةَ اللَّيْلِ خَاصَّةً مُهِمَّةٌ لِطَالِبِ الْعِلْمِ فَإِنَّهَا سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ مِنْ أَعْظَمِ الْأَسْبَابِ عَلَى الثَّبَاتِ فِي الدِّينِ

صَلَاَةُ اللَّيْلِ هَذِهِ الْأَسْبَابُ الْعَظِيمَةُ عَلَى الثَّبَاتِ فِي الدِّينِ وَ هِيَ مِنْ أَعْظَمِ مَا يَأْنُسُ بِهِ الْمَرْءُ بِرَبِّهِ جَلَّ وَعَلَا

وَتَعْلَمُونَ مَا جَاءَ فِي بَعْضِ الْأَخْبَارِ عَنْ بَعْضِ السَّلَفِ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ فِي الدُّنْيَا جَنَّةً مَنْ لَمْ يَدْخُلْهَا لَنْ يَدْخُلَ جَنَّةَ الْآخِرَةِ

أَعْظَمُ لَذَائِذِ الدُّنْيَا أَمْرَانِ الصَّلَاَةُ وَالْعِلْمُ وَأَعْظَمُ الْعِلْمِ الْقُرْآنُ

هَذِهِ أَعْظَمُ لَذَائِذِ الْعِبَادَاتِ بَلْ هِيَ أَعْظَمُ لَذَائِذِ الدُّنْيَا فَمَنْ فُتِحَ عَلَيْهِ فِيْهِمَا فَإِنَّهُ السَّعِيدُ

وَلِذَا نَقُولُ لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَخَاصَّةً مَا دَامَ شَابًّا عَوِّدْ نَفْسَكَ عَلَى أَنْ تَجْعَلَ لَكَ وِرْدًا

لَا أَقُولُ بَالِغْ وَلَا أَقُولُ شُدَّ عَلَى نَفْسِكَ
فَإِنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ الْمُبَارَكِ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى كَانَ يَقُولُ جَاهَدْتُ نَفْسِيْ فِي قِيَامِ اللَّيْلِ عِشْرِينَ سَنَةً فَارْتَاحَتْ عِشْرِينَ سَنَةً

فَالْمَقْصُودُ مِنْ هَذِهِ الدُّرْبَةِ فَيَتَدَرَّبُ الْمَرْءُ دَرَجَةً فَدَرَجَةً حَتَّى يَصِلَ إِلَى مَا يَرْغَبُهُ وَذَلِكَ اِجْعَلْ لِنَفْسِكَ دُرْبَةً فِي الْوَقْتِ وَاجْعَلْ لَكَ دُرْبَةً فِي الْعَدَدِ هَذَا قِيَامُ اللَّيْلِ

صَلَاَةُ النَّهَارِ كَذَلِكَ اِجْعَلْ لَكَ حَظًّا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ وَأَشَرْتُ قَبْلَ قَلِيلٍ إشَارَةً لِمَسْأَلَةِ صَلَاَةِ الضُّحَى

الضُّحَى فِيهَا رِوَايَتَانِ فِي الْمَذْهَبِ وَمَشْهُورُ الْمَذْهَبِ أَنَّهُ تُسْتَحَبُّ صَلَاَةُ الضُّحَى مُطْلَقًا

لَكِنْ يُسْتَحَبُّ أَنْ تُصَلَّى غِلْبًا يَعْنِيْ أَنْ تُصَلَّى أَحْيَانًا وَتُفَرَّ أَحْيَانًا

لِأَنَّ عَائِشَةَ ذَكَرَتْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يُصَلِّيْهَا وَنَفْيُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا مَحْمُولٌ عَلَى أَقَلِّ الْأَحْوَالِ عَلَى التَّرْكِ أَحْيَانًا

وَالرِّوَايَةُ الثَّانِيَةُ وَهُوَ اِخْتِيَارُ الشَّيْخِ تَقِيِّ الدِّيْنِ وَتَدُلُّ لَهَا الرِّوَايَةُ عِنْدَ الْإمَامِ أَحْمَدَ فِي الْمُسْنَدِ

أَنَّ صَلَاَةَ الضُّحَى إِنَّمَا تُسْتَحَبُّ لِمَنْ تَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ وَهُوَ الْوِتْرُ وَقَدْ جَاءَ فِي الْمُسْنَدِ مَا يَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ

فِي بَعْضِ أَلْفَاظِ الْحَديثِ فَإِنَّهَا تَكُوْنُ مُجْزِئَةً عَنْ… عَنِ الْوِتْرِ

وَلِذَا فَإِنْ جَاءَكَ يَوْمٌ… فَفَوَّتَّ الْوِتْرَ أَوْ كَانَتْ عَادَتُكَ تَفْوِيتَ الْوِتْرِ فَلَا تُفَوِّتْ صَلَاَةَ الضُّحَى

لَا بُدَّ أَنْ تَأْتِيَ بِوَاحِدَةٍ مِنَ الثِّنْتَيْنِ أَمَّا أَنْ تُضَيِّعَ الثِّنْتَيْنِ فَهَذَا لَا شَكَّ أَنَّهُ شَرٌّ عَظِيمٌ لَا شَكَّ أَنَّهُ شَرٌّ عَظِيمٌ

وَمِنْ أَعْظَمِ تَوْفِيقِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لِلْعَبْدِ أَنْ يَكُونَ لَهُ عِبَادَةُ سِرٍّ فِي بَيْتِهِ

وَقَبْلَ رَقْدَتِهِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنَ الْأُمُورِ وَالْحَديثُ فِيهَا طَوِيلٌ، نَعَمْ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/inspirasi-untukmu-3-ibadah-ini-penting-sekali-untuk-kamu-rutinkan-syaikh-abdussalam-asy-syuwaiir/